Text
Komunikasi Politik di Era Digital : dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, hingga Politik Tawa
Komunikasi politik sudah bukan hal baru di Indonesia. Bidang keilmuan ini terus berkembang sejak masa reformasi, dalam ekosistem demokrasi yang sehat. Semakin kaya literatur dan menjamurnya konsultan politik meruntuhkan pemahaman bahwa komunikasi politik merupakan hak istimewa kalangan elite. Penetrasi internet dan loncatan teknologi komunikasi juga memberikan suara bagi masyarakat umum di level politik.
Praktik komunikasi politik sudah saatnya meninggalkan gaya tradisional dan mau tidak mau wajib bertransformasi seiring perkembangan zaman, yakni masuk ke tahap personalisasi dan semakin melibatkan rakyat. Era Big Data memungkinkan kehendak dan kemauan individu tercatat serta terekam dengan apik untuk dimanfaatkan demi kepentingan rakyat. Hal ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan. Digitalisasi membawa peluang untuk penyerapan aspirasi masyarakat tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Di saat bersamaan, tantangan besar terletak pada bagaimana memanfaatkan data personal tanpa menyalahi etika. Tantangan yang tidak diatasi dengan baik, dapat berujung pada pudarnya kepercayaan rakyat hingga berujung pada runtuhnya sistem demokrasi.
Implementasi komunikasi politik di era digital juga menghadirkan fenomena baru yakni influencer relations. Keterlibatan para influencer begitu besar dalam kancah perpolitikan saat ini. Aura selebritas menjadi daya jual tersendiri yang tidak bisa ditandingi media pers. Tidak hanya itu, fenomena politik tawa juga tak lepas dari sorotan. Kritik yang biasanya identik dengan demonstrasi, bisa tersalurkan secara alternatif melalui stand-up comedy. Buku berjudul Komunikasi Politik di Era Digital: Dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, hingga Politik Tawa merupakan lensa untuk melihat wajah baru komunikasi politik.
Tidak tersedia versi lain