Bagaimana caraku menatapmu, memandangmu lurus-lurus tanpa rasa bersalah? Karena setiap kali aku berhadap-hadapan denganmu, berusaha bereaksi atas senyuman tulusmu, aku seketika menundukkan kepala. Saat melihatmu, aku melihat dirinya. Cinta memang bukan sesuatu yang bisa dipermainkan, dan sayangnya, aku baru menyadari ketika benar-benar terperosok ke dalamnya. Seperti pasir isap, sulit bagiku…
Aku bukan siapa-siapa, dengan cara apa aku bisa menjadi segala? Apa yang harus kutulis agar kau menangkap makna yang digeletarkan dadaku? Jangan tanya di mana akal sehat, saat hati yang mengambil alih. Bahkan, saat kau kira hatimu sedang dalam titik terlemahnya, ia tetap mampu mengendalikan pikiran yang paling rasional sekalipun. "Percuma membakar rindu. Abunya tetap akan menyesakkanmu." S…